Banyak orang yang berasumsi bahwa pekerjaan memasak adalah dominasi perempuan. Banyak pula yang berpendapat bahwa memasak bukanlah termasuk bagian dari seni. Padahal dalam kehidupan modern yang bercitra universal-egalitarian, pekerjaan memasak justeru banyak dilakukan oleh laki-laki.
Juru masak atau chef sebuah restoran ternama atau hotel terkenal senantiasa didominasi kaum lelaki. Begitu juga kita sering melihat tayangan TV seperti Wok With Yan, Selera Nusantara adalah dipandu oleh kaum lelaki. Bahkan Rudi Chaerudin mampu membuat masakan apapun dengan cekatan dan terampil termasuk jenis masakan dari resep tradisional.
Selain itu Rudi membuat buku kumpulan resep masakan yang sangat digandrungi penikmat kuliner.
Memasak merupakan bagian dari seni karena memasak membutuhkan keahlian meramu dan mengolah resep tradisional menjadi sebuah hidangan yang membangkitkan selera.
Memasak merupakan perpaduan antara seni etika dan estetika yang memerlukan keahlian tersendiri. Tidak setiap orang mampu menyajikan sebuah masakan dari resep tradisional yang hanya dengan memandangnya saja sudah membuat air liur kita menetes. Cara memasak dan meghidangkannya pun harus menetapi seni etika dan estetika yang dipegang teguh secara universal.
Begitu pula cara makannya pun kita harus mengikuti seni etika makan yang berlaku secara holisik.
Kalau memasak bukan dianggap sebuah seni tentu saja tak ada aturan baku yang dipegang teguh oleh setiap juru masak. Ketika seorang juru masak mencoba resep tradisional atau modern maka dia tak akan meninggalkan citarasa utama dari jenis masakan tersebut, meski dari segitouch and taste akan berbeda dengan juru masak lainnya.
Sebagai contoh dalam lomba memasak yang khusus mengutamakan bahan dan resep masakan ayam. Hampir semua juru masak yang ikut lomba memiliki touch and taste yang berbeda-beda dan unik namun memiliki karakter masakan yang sama. Itulah yang disebut memasak adalah bagian dari seni
0 komentar:
Posting Komentar